Kabupaten Purbalingga

Kabupaten Purbalingga memiliki luas wilayah 7.777,64 kilometer persegi. Berbatasan dengan Kabupaten Pemalang di utara, Kabupaten Banjarnegara di timur dan selatan, dan Kabupaten Banyumas di barat. Purbalingga yang berpenduduk 848.952 jiwa (berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010, red.) ini dikenal sebagai kabupaten yang pro-investasi. Hal ini terlihat dari banyaknya industri kecil hingga besar yang tumbuh dan berkembang di Purbalingga.

Bahkan, puluhan industri penanaman modal asing (PMA) yang sebagian besar berasal dari Korea Selatan juga banyak berdiri di Purbalingga guna mengembangkan industri pembuatan rambut dan bulu mata palsu. Keberadaan industri rambut dan bulu palsu di Purbalingga juga berdampak pada berkembangnya ratusan plasma-plasma dari perusahaan tersebut, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dengan bekerja sampingan sebagai pembuat rambut dan bulu mata palsu.

Selain sektor industri, di Purbalingga juga banyak terdapat kerajinan yang dikembangkan masyarakat setempat, antara lain pembuatan knalpot, gula kelapa, dan sapu glagah.Kendati demikian, sektor pertanian tetap memberikan kontribusi terbesar bagi PDRB Purbalingga, yakni sebesar 31,98 persen disusul sektor perdagangan/hotel/restoran yang sebesar 18,51 persen serta sektor jasa sebesar 17,98 persen.

Kabupaten Purbalingga juga dikenal sebagai salah satu sentra penghasil sayuran terutama cabai serta buah stroberi yang berlokasi di lereng Gunung Slamet sebelah tenggara. Selain itu, keberadaan Purbalingga juga semakin dikenal dengan berbagai perkembangan objek wisata buatan di kabupaten ini, antara lain Owabong dan Sanggaluri Park.

Purbalingga yang berada di persimpangan jalan utama penghubung Purwokerto (Kabupaten Banyumas) dengan Banjarnegara maupun Purwokerto dengan Pemalang, menjadikan posisi kabupaten ini menjadi sangat strategis guna mendukung perekonomian daerah sekitarnya. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Purbalingga bersama sejumlah kabupaten lainnya, yakni Banyumas, Kebumen, Banjarnegara, dan Wonosobo, berupaya agar Pangkalan Udara (Lanud) Wirasaba dapat dikembangkan menjadi sebuah bandara komersial.

a. Kondisi geografis

Kab. Purbalingga merupakan bagian dari propinsi Jateng. Terletak pada 101° 11" BT - 109°35" BT dan 7°10" LS - 7°29 LS". Luas wilayah Kab. Purbalingga adalah 77.764 Ha yang berdasarkan bentang alamnya terbagi menjadi 2 daerah yakni daerah utara yang cenderung merupakan daerah berbukit & daerah selatan Wilayah purbalingga meliputi ketinggian dari 40.m dipermukaan laut sampai dengan kurang lebih 3. 000 m diatas permukaan laut ini adalah suatu potensi yang terhampar yang harus kita daya gunakan secara arif dan bijaksana yang sudah barang tentu kesemuanya itu kita arahkan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat secara lahir dan batin. Jarak kota Purbalingga dari ibu kota prop.

Jateng yakni Semarang adalah 191 km atau ditempuh dengan jalan darat kira-kira 4 jam. Untuk mencapai yogyakarta dengan perjalanan darat kira-kira 4 jam atau sekitar 200 km sedangkan jarak antara Purbalingga dengan Jakarta kira-kira 400 km dengan waktu tempuh kira-kira 9 jam. Kab. Purbalingga pada sebelah utara berbatasan dengan kab. Pemalang sebelah timur berbatasan dengan kab. Banjarnegara di sebelah barat berbatasan dengan kab. Banyumas dan disebelah selatan berbatasan dengan Kab. Banjarnegara dan Banyumas.

b. Topografi Kabupaten Purbalingga

Wilayah Kabupaten Purbalingga mempunyai topografi yang beraneka ragam, meliputi: dataran rendah, perbukitan dan karang gunung. Adapun pembagian bentang alamnya adalah sebagai berikut:
  • Bagian Utara, merupakan daerah dataran tinggi yang berbukit—bukit dengan kelerengan lebih dari 40 persen, meliputi; Kecamatan Karangreja, Bobotsari, Karanganyar, Rembang, sebagian wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari dan Mrebet.
  • Bagian Selatan, merupakan daerah yang relatif rendah dengan nilai faktor kemiringan berada antara 0 persen sampai dengan 25 persen meliputi; wilayah Kecamatan Kalimanah, Padamara, Purbalingga, Kemangkon, Bukateja, Kejobong, Pengadegan. Sebagian Wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari dan Mrebet.

c. Sejarah Kabupaten Purbalingga

Sebuah nama yang pasti tidak akan tertinggal ketika membicarakan sejarah Purbalingga adalah Kyai Arsantaka, seorang tokoh yang menurut sejarah menurunkan tokoh-tokoh Bupati Purbalingga.Kyai Arsantaka yang pada masa mudanya bernama Kyai Arsakusuma adalah putra dari Bupati Onje II. Sesudah dewasa diceritakan bahwa kyai Arsakusuma meninggalkan Kadipaten Onje untuk berkelana ke arah timur dan sesampainya di desa Masaran  (Sekarang di Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara) diambil anak angkat oleh Kyai Wanakusuma yang masih anak keturunan Kyai Ageng Giring dari Mataram. Pada tahun 1740 ? 1760, Kyai Arsantaka menjadi demang di Kademangan Pagendolan (sekarang termasuk wilayah desa Masaran), suatu wilayah yang masih berada dibawah pemerintahan Karanglewas (sekarang termasuk kecamatan Kutasari, Purbalingga) yang dipimpin oleh Tumenggung Dipayuda I. Banyak riwayat yang menceritakan tenang heroisme dari Kyai Arsantaka antara lain ketika terjadi perang Jenar, yang merupakan bagian dari perang Mangkubumen, yakni sebuah peperangan antara Pangeran Mangkubumi dengan kakaknya Paku Buwono II dikarenakan Pangeran mangkubumi tidak puas terhadap sikap kakanya yang lemah terhadap kompeni Belanda.

Dalam perang jenar ini, Kyai Arsantaka berada didalam pasukan kadipaten Banyumas yang membela Paku Buwono. Dikarenakan jasa dari Kyai Arsantaka kepada Kadipaten Banyumas pada perang Jenar, maka Adipati banyumas R. Tumenggung Yudanegara mengangkat putra Kyai Arsantaka yang bernama Kyai Arsayuda menjadi menantu. Seiring dengan berjalannya waktu, maka putra Kyai Arsantaka yakni Kyai Arsayuda menjadi Tumenggung Karangwelas dan bergelar Raden Tumenggung Dipayuda III.Masa masa pemerintahan Kyai Arsayuda dan atas saran dari  ayahnya yakni Kyai Arsantaka yang bertindak sebagai penasihat, maka  pusat pemerintahan dipiindah dari Karanglewas ke desa Purbalingga yang diikuti dengan pembangunan pendapa Kabupaten dan alun-alun. Nama Purbalingga ini bisa kita dapati didalam kisah-kisah babad. Adapun Kitab babad yang berkaitan dan menyebut Purbalingga diantaranya adalah Babad Onje, Babad Purbalingga, Babad Banyumas dan Babad Jambukarang. Selain dengan empat buah kitap babat tsb, maka dalam  merekonstruksi sejarah Purbalingga, juga melihat arsip-arsip peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang tersimpan dalam koleksi Aarsip Nasional Republik Indonesia.Berdasarkan sumber-sumber diatas, maka melalui Peraturan daerah (perda) No. 15 Tahun 1996 tanggal 19 Nopember 1996, ditetapkan bahwa hari jadi Kabupaten Purbalingga adalah 18 Desember 1830 atau 3 Rajab 1246 Hijriah atau 3 Rajab 1758 Je.

PENINGGALAN SEJARAH

Selain kekayaan budaya dan beberapa macam upacara tradisional, di Purbalingga terdapat berbagai peninggalan sejarah purbakala. Benda- benda purbakala tersebut tersebar di wilayah Purbalingga, antara lain :

1. Batu Lingga

Berada di desa Candinata Kecamatan Kutasari + 8 km dari kota Purbalingga, merupakan peninggalan nenek moyang.

2. Batu Lingga dan Gua Genteng

Berada di desa Candinata Kecamatan Kutasari + 8 km dari kota Purbalingga. Gua ini letaknya di lereng bukit terbentuk dari lelehan lava yang membeku, gua ini kadang-kadang dikunjungi oleh orang-orang yang ingin bersemedi.

3. Giri Cendana

Berada di desa Kojongan kecamatan Bojongsari + 5 km dari kota Purbalingga. Merupakan makam Bupati Purbalingga yang bergelar Adipati Dipokusumo, Adipati Dipokusumo ini memegang tapuk pimpinan pemerintahan Kabupaten Purbalingga, yaitu Dipokusumo II,III, IV, V dan VI, sedangkan adipati yang pertama adalah Raden Tumenggung Dipayuda III, yang mulai memerintah pada saat ditetapkannya Kabupaten Purbalingga pada tanggal 18 Desember 18830.

4. Gombangan

Berada di Dukuh Brubahan Desa Kajongan, Kecamatan Bojongsari + 5 km ke utara dari arah kota purbalingga. Merupakan tempat mandi yang berupa sumber mata air dan ramai dikunjungi pada malam hari, terutama pada malam jum'at kliwon. Menurut kepercayaan masyarakat, mata air tersebut dapat memberikan tuah bagi yang mandi ditempat ini dan konon awet muda, dapat mendapatkan jodoh dan naik derajat.

5. Sendang / Petirtaan

Berada di desa Semingkir, Kecamatan Kutasari + 7 km dari kota Purbalingga. Sendang ini konon dapat memberikan tuah bagi yang mempercayainya. Di kunjungi pada malam malam tertentu.

6. Makam Kyai Wilah  

Berada di desa Karangsari kecamatan Kalimanah + 5 km dari kota Purbalingga. Merupakan tokoh beragama islam yang cukup berpengaruh. Tempat ini sering dikunjungi orang-orang yang ingin mendoakan dan mengharap berkah dan dilakukan pada waktu-waktu tertentu.

7. Batu Lingga, Yoni dan Palus

Berada di Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon + 14 km dari kota Purbalingga. Merupakan peninggalan pada masa hindu.

8. Makam Narasoma

Berada di kelurahan Purbalingga Lor kecamatan Purbalingga

9. Ardi Lawet  

Berada di Desa Panusupan Kecamatan Rembang + 30 km dari kota Purbalingga. Merupakan obyek wisata ziarah, karena sebagian besar pengunjungnya adalah para peziarah yang menginginkan berkah dari syekh Jambu Karang, seorang tokoh penyebar agama Islam di daerah Kab. Purbalingga. Di tempat ini terdapat kuku dan rambut Syekh Jambu Karang yang dikeramatkan. Hari-hari ramai adalah Rabu Pon, karena menjelang malam Jum'at kliwon atau Kamis Wage diadakan upacara buku klambu dan yang paling ramai dikunjungi adalah Rabu Pon Bulan Suro. Untuk mencapai lokasi ke Ardi Lawet dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu :   Purbalingga, Bobotsari, Karanganyar, Karangmoncol, Rajawana, Panusupan, Ardi Lawet, Purbalingga, Kaligondang, Pengadegan, Rembang, Rajawana, Panusupan, Ardilawet.

d. Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Purbalingga pada tahun 2014 adalah sebanyak 889.170 jiwa dan kemudian naik pada tahun 2015 menjadi 898.380 jiwa. jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Purbalingga pada tahun 2015 adalah sebanyak 443.920 jiwa dan jumlah penduduk perempuan adalah 454.460 jiwa.

e. Ketenagakerjaan

Pada tahun 2014 Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (usia angkatan kerja) di Kabupaten Purbalingga ada sebanyak 463.847 jiwa dan pada tahun 2015 jumlah tersebut menurun menjadi 451.955 jiwa. Untuk upah minimun yang diterapkan di Kabupaten Purbalingga pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 1.101.600 dan kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2016 menjadi Rp. 1.377.500.

f. Pendidikan

Berikut ini adalah jumlah sekolah formal yang terdapat di Kabupaten Purbalingga Pendidikan

2. Keunggulan Kabupaten Purbalingga

a. Peraih penghargaan Wahana Tata Nugraha 2015

Penghargaan WTN merupakan pengakuan pemerintah pusat atas prestasi kinerja penyelenggaraan system transportasi perkotaan 2015 kategori kota kecil. 

b. Peraih penghargaan TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) 2016

c. Peraih penghargaan TOP 35 Sinovik pada tahun 2016 Produk-produk unggulan yang da di Kabupaten Purbalingga

  1. Produk Unggulan Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah komoditas jeruk, kubis dan kentang;
  2. Produk Unggulan Sub Sektor Perkebunan adalah komoditas Melati gambir, kelapa, nilam, glagah arjuna dan kelapa deres;
  3. Produk Unggulan Sub Sektor Perhutanan adalah komoditas Kayu Albasia;
  4. Produk Unggulan Sub Sektor Perikanan adalah Ikan Gurami
  5. Produk Unggulan Sub Sektor Peternakan adalah sapi potong
  6. Produk Unggulan Sub Sektor Industri meliputi kerajinan rambut, kayu olahan, sapu glagah dan aneka kerajinan dari glagah serta keramik.
  7. Produk Unggulan Sub Sektor Pariwisata adalah Obyek Wisata Gua Lawa.

3. Objek Wisata Kabupaten Purbalingga

1. Owabong purbalingga

Owabong merupakan tempat wisata di Indonesia yang menjadi icon dari kota Purbalingga. Tempat ini menawarkan wahana air yang populer seperti kolam renang olympic, waterboom, ember tumpah, kolam arus dan masih banyak lagi.

2. Curug Nini Purbalingga

Curug Nini berada di Kecamatan Mrebet. Curug ini beralirkan dari sungai Pingen pemisah antara desa Pagerandong dan desa Cipaku. Lokasinya berada jauh di dalam hutan. Untuk menuju ke tempat curug nini harus berjalan kaki.

3. Taman Reptil Sanggaluri Park

Selain wisata alam di Purbalingga, di daerah ini juga memiliki taman Reptil yang bisa anda kunjungi sebagai destinasi rekreasi dan tempat wisata sekaligus edukasi. Memiliki banyak koleksi reptil baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

4. Agrowisata Lembah Asri Purbalingga

Agrowisata lembah asri yang menjadi penghubung antara beberapa objek wisata seperti owabong, Gua Lawa dan lainnya memiliki panorama yang indah khas pegunungan. Udara yang sejuk, hawa yang dingin dan pemandangan yang hijau terbentang disini. Bukan hanya itu, di lokasi ini anda juga dapat melakukan kegiatan atau sekedar melihat-lihat seperti kebun strawberry, kebun sayur, paket outbound dan lain sebagainya.

4. Perijinan dan Pembiayaan

a. Prosedur Perizinan
b. Biaya Pengajuan Perizinan

5. Peluang Investasi Kabupaten Purbalingga

a. Pabrik Sepatu

Pabrik sepatu direncanakan berlokasi di Desa Galuh Kec. Bojongsari, Kab. Purbalingga, lokasi tersebut telah memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kabupaten Purbalingga. Lokasi pabrik tepatnya jalan masuk ke arah timur dari jalan raya menuju Kantor Kecamatan Bojongsari. Aksesibilitas dari desa-desa sekitar lokasi menuju lokasi pabrik pabrik sepatu tersebut juga mudah dikarenakan dapat melewati jalan beraspal. Prasarana lain khususnya listrik juga mudah didapatkan karena lokasi pabrik sepatu dilewati saluran listrik dan air juga mudah diperoleh atau air tanahnya dangkal, dikarenakan lokasi pabrik sepatu dekat dengan lahan sawah penduduk.

Potensi Pasar

  • Pasar yang pasti untuk sepatu sekolah yang sekitar 5 tahun kedepan mencapai sekitar 391.300 pasang sepatu. Ditambah kebutuhan penduduk di 5 kabupaten di sekitar Purbalingga.
  • Kedua adalah pasar untuk keperluan PNS dan swasta yang berumur 21 – 60 tahun. Untuk kelompok ini bisa diprediksikan sekitar 10.000 penduduk di Purbalingga dan 5 kabupaten sekitar sehingga memerlukan 67.000 pasang tiap tahun.

Analisis Keuangan

Asumsi :
Luas Pabrik 200 ubin (2800 M2)
Inflasi 8% per tahun
Suku bunga deposito 14% per tahun
Lahan Beli
Investasi Awal Rp. 7.300.000.000
BEP : Dalam Unit : 12.862 Bh/Thn
Dalam (Rp.) :
PP : 3 Tahun
NPV : 11% (10Th) Rp. 13.420.750.000
IRR : 25,87% ARR : 44,61%

b. Pabrikasi Gula Kelapa

Gula kelapa adalah gula yang dihasilkan dari penguapan nira pohon kelapa. Biasanya dijual dalam bentuk setengah mangkok atau setengah elip. Bentuk demikian ini didapat dari cetakan yang digunakan berupa setengah tempurung kelapa. Namun gula kelapa yang dihasilkan dari dengan menggunakan system pabrikasi akan berbentuk silinder dengan cetakan yang terbuat dari aluminium, sehingga memiliki bentuk dan ukuran yang standar.

Pabrikasi gula kelapa di Desa Karangcegak Kecamatan Kutasari memerlukan biaya investasi sebesar Rp. 2.943.141.483,00 termasuk didalamnya modal kerja sebanyak Rp. 400.041.483,00 dan biaya operasional ini tiap tahun akan mengalami peningkatan sebesar 8% sebagai akibat inflasi.

Potensi pasar

  • Permintaan di Eks-Karisidenan Banyumas dengan jumlah penduduk 19.388.717 jiwa, diproyeksikan kebutuhan gula per tahun sebesar 21.549.227 kg.
  • Selain untuk konsumsi ada beberapa sumber permintaan yaitu ; permintaan dari pabrik kecap sebesar : 2500 ton/bulan, pengusaha : 300 ton/bulan, supermarket : 50 ton/bulan, ekspor : 300 ton/bulan (sumber : apeguki, Banyumas).

Analisis Keuangan

BEP : Dalam Unit : 4.280.141 Kg
Dalam (Rp.) : 34.102.487.948
PP : 2 Tahun 4 Bulan 17 Hari
NPV : Rp. 5.346.400.354,-
IRR : 46% PI : Rp. 5,97

c. Budidaya Kelapa Kopyor

kelapa Kopyor adalah kelapa abnornal (tidak normal) yang dihasilkan dari pohon kelapa tertentu yang sebagaian buahnya normal dan sebagian kecil tidak normal (kopyor). Kelapa kopyor ditandai dengan tekstur dagingnya buahnya lunak, berbutir-butir dan mudah dilepas dari tempurungnya sehingga mudah dikerok.

Budidaya kelapa kopyor dengan luas 1 hektar di Kecamatan Bukateja memerlukan biaya sebesar Rp. 85.656.969,00 yang terdiri dari biaya investasi sebesar 55.990.000,00 dan modal kerja sebesar 25.166.969,00. Biaya operasional ini setiap bulannya akan mengalami peningkatan sebesar 8% sebagai akibat inflasi.

Potensi Pasar

  • Peluang pengembangan tanaman kelapa kopyor cukup besar, dari beberapa daerah sentra kelapa kopyor belum bisa memenuhi permintaan pasar.
  • Terbatasnya budidaya kelapa kopyor disebabkan karena sulitnya memperoleh bibit dan belum memasyarakatnya teknologi kultur embrio.
  • Harga buah kelapa kopyor ditingkat petani berkisar antara Rp. 5.000,00 hingga Rp. 15.000,00

Analisis Keuangan

Asumsi :
  • Luas lahan 1 Hektar
  • Inflasi 8 % per tahun
  • Suku bunga deposito 14% per tahun
  • Lahan sewa
  • Umur ekonomis 15 tahun
    • BEP : Dalam Unit : 4.181 Buah
    • Dalam (Rp.) : 61.998.557,
    • PP : 4 Tahun 19 Hari
    • NPV : Rp. 1.050.763.608,-
    • IRR : 48% PI : Rp. 2,91

d. Budidaya Nilam

Nilam dengan kualitas terbaik berada di Indonesia namun tanaman nilam yang ada di Indonesia berasal dari Filipina yang kemudian menyebar ke Singapura, Indonesia, Madagaskar dan Brasil. Tanaman nilam merupakan tanaman daerah tropik dan merupakan tumbuhan semak dengan ketinggian 0,3 sampai dengan 1,3 meter.

Budidaya nilam dengan areal seluas 1 hektar di desa Tlahap Lor, Kec. Karangreja memerlukan biaya sebesar 42.628.500,00 yang terdiri dari biaya investasi sebesar Rp.29.300.000,00 dan modal kerja sebesar Rp. 8.828.500,00. Biaya operasional ini setiap bulannya akan mengalami peningkatan sebesar 8% sebagai akibat inflasi.

Potensi Pasar

Volume ekspor minyak nilam mencapai 700-1.500 ton, dengan nilai devisa 14-30 juta dollar Amerika. Pasar dunia saat ini membutuhkan rata-rata 1.500 ton minyak nilam setahun, dengan kecenderungan yang terus meningkat, sementara produksi yang tersedia belum mampu memenuhinya.

Analisis keuangan

Asumsi :
  • Luas pabrik 14 ubin
  • Inflasi 8 % per tahun
  • Suku bunga deposito 14% per tahun
  • Lahan Beli
  • Umur ekonomis 10 tahun
    • BEP : Dalam Unit : 691.932 K
    • Dalam (Rp.) : 5.513.041.217,-
    • PP : 2 Tahun 2 Bulan 20 Hari
    • NPV : Rp. 6.914.480.265,-
    • IRR : 47% PI : Rp. 11,50

e. Pabrikasi Pakan Ternak

Pabrik pakan ternak direncanakan akan didirikan di Desa Meri atau Desa Munjul Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga. Lokasi tersebut telah memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kabupaten Purbalingga. Untuk mencapai lokasi sangat mudah karena letaknya tidak jauh dari jalan raya menuju kantor Kecamatan Kutasari. Aksesibilitas dari desa-desa sekitar lokasi menuju pabrik pakan ternak tersebut juga mudah dikarenakan dapat melewati jalan beraspal. Prasarana lain khususnya listrik juga mudah didapatkan karena lokasi pabrik pakan ternak dilewati saluran listrik dan air juga mudah diperoleh atau air tanahnya dangkal, dikarenakan lokasi pabrik sepatu dekat dengan lahan sawah penduduk.

Potensi Pasar

Kebutuhan di Kabupaten Purbalingga cukup tinggi, yaitu 453.468 kg/hari dan naik terus dan di Kecamatan Kutasari akan dikembangkan usaha peternakan sapi. Kebutuhan tiga kabupaten terdekat (Banyumas, Banjarnegara, Cilacap) akan lebih besar karena di wilayah ini terdapat Balai Besar Ternak Unggul (BBPTU) Sapi Perah Baturaden. Kebutuhan yang besar tersebut sampai mendukung pendirian pabrik pakan ternak di Kab. Purbalingga.

Analisis Keuangan

Asumsi :
  • Investasi Awal Rp. 2.926.500.000,00
  • Inflasi 8 % per tahun
  • Suku bunga deposito 14% per tahun
  • Lahan Beli
  • Umur ekonomis 10 tahun
    • BEP : Dalam Unit : 2.052 Kg/hari
    • Dalam (Rp.) : 5.513.041.217,-
    • PP : 3 Tahun 6 Bulan
    • NPV : 11% (Rp. 1.969.859.025,-)
    • IRR : 15,02% ARR : 46,68%

Letak Geografis