Kabupaten Pati

Kabupaten Pati adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Pati. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat. Kabupaten ini terkenal dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pati

SEJARAH KABUPATEN PATI

Asal Mula Terjadinya Kabupaten Pati (Babad Pati): Yuyu Rumpung Krodha Pada suatu wilayah terdapatlah Kadipaten Paranggaruda punya hajat mengawinkan putera satu-satunya yang bernama R. Jaseri atau lebih terkenal dengan sebutan Menak Jasari dengan putri Adipati Carangsoko bernama Dewi Ruyung Wulan.

Menak Jasari adalah pemuda yang fisiknya cacat, dan berwajah jelek. Hingga membuat Dewi Ruyung Wulan menolak untuk didekatinya. Namun karena paksaan orang tua maka mau tidak mau Dewi Ruyung Wulan harus menerima R. Jaseri sebagai suaminya. Pesta perkawinan telah berlangsung, Dewi Ruyung Wulan yang sedang bersedih, ia meminta pestanya harus diadakan pagelaran wayang yang dimeriahkan wayang purwo (wayang kulit) dengan dalang Ki Soponyono yang sangat terkenal sebagai dalang yang mampu membawakan beberapa karakter tokoh yang ada dalam cerita Mahabarata dan Ramayana sehingga banyak penonton yang terbius seolah cerita itu hidup.

Dalang Sapanyono kebingungan atas permintaan yang diajukan oleh Dewi Ruyung Wulan, namun Hal ini hanyalah merupakan taktik dari Dewi untuk mengulurulur pernikahan. Dan agar pernikahan ini dapat diggagalkan sebab sebetulnya ia tidak mencintai R. Jasari calon suaminnya. Pernikhan yang tidak dilandasi cinta akan menyakitkan dan dapat melemahkan semangat untuk hidup berumah tangga.

Ia berpesan kepada Dalang Saponyono untuk mencari cerita pewayangan yang mirip dengan cerita kisah sedihnya. Biar semua orang tahu rintihan hati Dewi Ruyung Wulan.

Dalang Saponyono menjalankan tugas sebisanya. Karena merasa tertantang untuk membawakan cerita wayang yang tidak sewajarnya, sebab lakon wayang yang biasa dibawakan dalam acara pernikahan adalah wayang yang alur ceritanya berakhir dengan kebahagiaan, namun kali ini dalang Sapanyono harus membawakan wayang dengan cerita yang berakhir sedih. Hal ini pasti mendapat protes sama penonton. Namun Bagaimanapun juga Dalang Soponyono harus memantaskan sebab Dewi Ruyung Wulan tidak mau duduk di singgasana pengantin kalau permintaannya tidak dituruti. Akhirnya dalang Soponyono menuruti permintaan Dewi Ruyung Wulan, Ia ditemani oleh dua orang adiknya yang cantik-cantik bernama Ambarsari dan Ambarwati yang bertindak sebagai waranggano Swarawati R. Jaseri hatinya berbunga-bunga dapat bersanding dengan Dewi Ruyung Wulan di pelaminan. Air liur R. Jaseri selalu menentes bila melihat kecantikannya. Tangannya mulai nakal mencolak-colek pipi Dewi Ruyung Wulan. Sehingga membuatnya tidak nyaman. Tengah asyik-asyiknya pagelaran berlangsung, terjadilah keributan yang ditimbulkan Dewi Rayung Wulan. Ia lari dari pelaminan dan menjatuhkan diri di atas pangkauan Dalang Saponyono, Dewi Ruyung Wulan telah hanyut dalam cerita Pewayangan, ia terpesonan dan jatuh cinta kepada dalang Soponyono yang wajahnya lebih tampan dan pandai memainkan cerita wayang daripada Raden Jaseri yang selalu mengumbar nafsu birahinya.

“bawa aku lari kakang Soponyono, kalau tidak lebih baik aku mati saja!” Hal ini tentu saja mengejutkan semua tamu yang hadir terutama orang tua kedua mempelai. Ki Dalang sendiri juga terkejut dan takut, maka Ki Dalang mengeluarkan kesaktiannya, untuk memadamkan semua lampu yang berada di Kadipaten Carangsoko.

Keadaan yang gelap gulita itu, membuat panik yang hadir dalam perjamuan tersebut, kesempatan ini dimanfaatkan Ki Saponyono melarikan diri diikuti oleh kedua adiknya dan Dewi Ruyung Wulan. Sang Adipati Carangsoko Puspo Handung Joyo sangat marah sekali. Ia memanggil Patihnya Singopadu untuk segera mengatasi keadaan ini.

“Cepat perintahkan prajurit untuk menyalakan lampunya” para prajurit bergegas menyalakan lampunya. Setelah lampu menyala, Raden Jaseri bergulung-gulung dilantai karena calon istrinya raib bersama Dalang Soponyono. Adipati Paranggarudo memerintahkan patihnya Singopadu untuk segera mepersiapkan prajurit, mengejar Dalang Soponyono dan Dewi Ruyung Wulan.

Prajurit menyebar ke seluruh desa, memasuki rumah-rumah dengan tidak sopan santun dan kasar, Rakyat Carangsoko menjadi ketakutan, mereka berlari berhamburan menyelamatkan diri. Prajurit menggeledah semua rumah penduduk barangkali mereka bersembunyi di dalam rumah penduduk dan barang siapa berani melindungnya akan dihukum. Hal ini membuat Adipati Puspo Handung Joyo kurang senang, yang dicari burunan Dalang Soponyono bukan rumah rakyat yang dirusak. Adipati Paranggarudo tidak mau peduli, yang penting adalah Soponyono harus ketangkap mati atau hidup.

Karena telah menghina kewibawaan Adipati Paranggarudo. Ki Soponyono dan Dewi Ruyung Wulan yang disertai adik-adiknya berlari terus menuju hutan, mereka berjalan mengikuti alur sungai. Ki Soponyono juga mengadakan perlawanan kepada para pengejar walaupun sia-sia, karena tidak seimbang jumlah pengejar dan yang dikejar. Keluar hutan masuk hutan, Dewi Ruyung Wulan menanggalkan pakaian kebesaran, kemudian dia menukarkan dengan baju penduduk setempat, mereka menyamar menjadi penduduk desa, agar tidak menjadi perhatian penduduk.

Sampailah mereka di Dukuh Bantengan (Trangkil) wilayah Panewon Majasemi. Panasnya Terik Matahari di siang hari membuat keempat orang tersebut kehausan. Musim kemarau yang panjang membuat mata air kering sehingga amat berharganya air.

Mereka terus berjalan untuk mendapatkan seteguk air. Mereka duduk di bawah pohon besar yang kering, setelah berlari tanpa berhenti merupakan siksaan terlebih bagi ketiga orang putri terutama dewi Rayungwulan yang tidak pernah bekerja berat dan berjalan jauh. Rasa haus bagi ketiga putri tersebut sudah tak terhankan lagi, untuk meneruskan perjalanannya sudah tidak mungkinkan lagi.

Karena hausnya mereka berlari mengejar daratan yang penuh dengan sumber air setelah didekati ternyata hanya sebuah fatamorgana. Mereka berjalan tertatih-tatih, sampailah mereka disebuah sawah yang sunyi tidak ada sumurnya, dan sungai disekitarnya sudah kering karena kemarau panjang itu. Melihat hal itu Ki Sapanyono sangat bingung hatinya karena akan meminta air pada penduduk tidak berani, takut bertemu pengejarnya. Maka jalan satu-satunya adalah mencuri semangka atau mentimun yang ada di sawah tersebut.

Mereka tidak menyadari bahwa semua bergerak-geraknya diawasi dari jauh oleh pemilik sawah yaitu adik dari Panewu Sukmoyono yang bernama Raden Kembangjoyo. Berdasarkan laporan penduduk bahwa sawahnya sering dirusak oleh binatang2 seperti kerbau, kancil. Namun kali ini Kembangjoyo kaget ternyata yang selama ini yang merusak tanamannya bukan binatang tapi manusia. Kembangjoyo memerintahkan anak buahnya untuk mengepung sawah tersebut.

“Ternyata selama ini yang merusak tanaman-tanaman kami adalah kamu! Ya maling! Tangkap” terjadilah perang antara Ki Soponyono dengan anak buahnya Kembang Joyo, mereka semua dapat dilumpuhkan oleh Soponyono. Akhirnya Kembang Joyo turun tangan mereka berdua bertarung ditengah sawah. Dari kejauhan tiga putri itu bersembunyi menyaksikan pertarungan tersebut, karena dianggap pasukan Paranggarudo.

Namun tanpa daya Ki Sopanyono melawan R. Kembangjoyo, karena Kembang Joyo lebih sakti dari Ki Soponyono. Ki Soponyono ditlikung kakinya, kemudian tangannya diikat dengan tali dadung.

“Saya mencuri karena terpaksa Ndoro”
“Yang namanya maling juga terpaksa semua”
Sejurus dengan itu keluarlah Dewi Ruyung Wulan beserta kedua adik Dalang Soponyono.
“lepaskan kakang Soponyono, yang kamu buru aku kan, aku boleh kamu bawa asalkan Kakang Soponyono dilepaskan dahulu” Dewi Ruyung Wulan mengira bahwa yang menangkap Dalang Soponyono adalah Pasukan Paranggarudo. Kembang Joyo menjadi heran ternyata maling yang ditangkapnya membawa tiga orang gadis yang cantik-cantik.

Namun karena Kembang Joyo hanya ditugaskan untuk menjaga sawah milik kakaknya, makanya ia tetap merangket keempat orang tersebut. Mereka berempat menjadi tawanan R. Kembang Joyo, kemudian mereka dihadapkan kepada Penewu Sukmoyono untuk diminta penjelasannnya. Ki Soponyono memerkenalkan satu persatu kawan-kawannya. Selanjutnya ia menceritakan semua kejadian-kejadian yang telah dialami, mengapa mereka sampai di dikejar-kejar pasukan Parang Garudo, mereka terpaksa mencuri semangka dan mentimun milik Raden KembangJoyo, karena kehausan dan lapar. Mendengar penuturan Ki Soponyono tersebut Penewu Sukmayono merasa kasihan dan tidak sampai hati untuk menjatuhi hukuman.

Penewu Sukmayono bersedia menampung dan melindungi mereka. “Tinggal disini semaumu, masalah Paranggarudo biar kami yang akan menghadapinya.” Sukmoyono mempersilahkan Dalang Soponyono, dan ketiga putri untuk beristirahat dahulu. Sebagai rasa terima kasih yang tak terhingga atas segala kebaikan Sukmoyono, Ki Saponyono mempersembahkan kedua adiknya kepada Sang Penewu untuk dijadikan hambanya. Persembahan tersebut diterima dengan senang hati. Akhirnya Ambarsari diperistri oleh Penewu sebagai selir, sedangkan Ambarwati diberikan kepada R. kembang Joyo untuk dijadikan istrinya. Sedangkan Dewi Ruyung Wulan akan dikembalikan kepada bapaknya Adipati Carang Soko, Puspo Handung Joyo.

Yuyu Rumpung pembesar dari Kemaguhan yang juga merupakan anak buah Paranggarudo tahu kalau keris Rambut Pinutung dengan Kuluk Kanigoro adalah pusaka hebat yang dimiliki Sukmoyono. Yuyu Rumpung memerintahkan anak buahnya. Yang bernama Sondong Majeruk untuk mengambil kedua pusaka tersebut. Akan tetapi sebelum dapat diserahkan kepada Yuyu Rumpung sudah dapat diketahu Sondong Makerti sehingga terjadi pertempuran, Sondong Majeruk kelehan kehabisan tenaga hingga mau mati, keris Rambut Pinutung yang dibawa Sondong Makerti berhasil menusuk perut Sondong Majeruk hingga tewas. Selamatlah keris Rambut Pinutung tidak bisa dibawa oleh Sondong Majeruk. Yuyu Rumpung murka kemudian memerintahkan segera menyerbu Majasemi bergabung dengan Pasukan Yudhopati dengan patih Singopati.

Sementera itu para prajurit Parang Garudo masih saja melakukan pengejaran dan penggeledahan di rumah-rumah penduduk. Sampailah mereka di Majasemi. Betapa marahnya Adipati Yudhopati ketika mendapat laporan bahwa buronan Dalang Soponyono, Dewi Ruyung Wulan bersama kedua adik Soponyono berada Di Majasemi mereka dilindungi oleh Penewu Sukmayono.

Maka terjadilah pertempuran yang sangat seru banyak korban yang berjatuhan, juga Ki Penewu Sukmoyono gugur dalam pertempuran itu. Mendengar Penewu Sukmayono gugur, Raden Kembangjoyo mengamuk dengan memegang keris Rambut Pinutung dengan kuluk Kanigoro menghancurkan Pasukan Paranggarudo. Mereka dibantu oleh pasukan Carangsoko, pertempuran dahsyat antara Patih Singopati dengan Patih Singopadu, memporsir energi sehingga keduanya gugur di medan laga. Pertempuran di Majasemi berakhir dengan membawa banyak korban.

Ki Saponyono mengantarkan Dewi Ruyung Wulan bersama-sama dengan Raden Kembangjoyo. Sebagai ucapan terima kasih, Dewi Ruyung Wulan diberikan kepada Raden Kembang Joyo untuk dijadikan istrinya, karena Kembang Joyo berhasil mengalahkan Yudho Pati adipati Paranggarudo kemudian ia menetap di Carangsoko menggantikan Puspo Handung Joyo sebagai pemimpin Kadipaten. Ia juga diangkat menjadi Adipati setelah menggabungkan tiga kadipaten yaitu Paranggarudo, Carangsoko dan Majasemi menjadi satu kadipaten Pati Peleburan itu telah menciptakan kerukunan dari tiga kadipaten yang bertikai, untuk lebih memantapkan dalam memimpin kadipaten, ia mengajak Dalang Soponyono untuk memperluas wilayah kekuasaannya, dan mencari lokasi yang baik sebagai pusat pemerintahan, raden Kembangjaya dan Raden Sopanyono menuju hutan Kemiri, dan segeralah hutan tersebut dibabat untuk Kadipaten/pusat pemerintahan.

Alas (Hutan) Kemiri dihuni oleh beberapa binatang Singa, Gajah dan binatang buas lainnya, selain itu juga dihuni oleh kerajaan siluman, Kembang Joyo dan Dalang Soponyono bahu membahu melawan kerajaan Siluman tersebut. Akhirnya dengan kesaktian Kembang Joyo pemimpin Siluman menyerah. Untuk menangkal makhlukmakluk halus Dalang Sopoyono selamatan dengan memainkan wayang di hutan Kemiri.

Sirnalah pemimpin Siluman beserta anak buahnya lari dari hutan kemiri. Esok harinya Kembang Joyo dan Dalang Soponyono beserta parajurit Carangsoko melanjutkan pekerjaannya membuka Hutan Kemiri menjadi perkampungan, ditengah mereka sedang membuka hutan datanglah seorang laki-laki memikul gentong yang berisi air.

“Berhenti kisanak!, siapa namamu dan apa yang sedang kau pikul itu?” “Saya Ki Sagola, yang gentong yang kupikul ini berisi Dawet, aku terbiasa berjualan lewat sini.”

“Dawet itu minuman apa?, coba saya minta dibuatkan, prajurit-prajurit saya ini juga dibuatkan!

“ Kenapa hutan ini kok ditebangi?, kasihan para binatang pada lari ke gunung?” “Kami sedang membuka hutan ini untuk perkampungan baru, agar kelak dapat menjadi kota raja yang makmur, gemah ripah loh jinawi, sebab derah kami dulu sudah tidak memungkinkan kita tempati akibat perang Saudara”

Raden Kembang Joyo merasa terkesan akan minuman Dawet yang manis dan segar, maka ia bertanya pada Ki Sagola tentang minuman yang baru diminumnya. Ki Sagola menceritakan bahwa minuman ini terbuat dari Pati Aren yang diberi Santan kelapa, gula aren/kelapa. Mendengar jawaban itu Raden Kembang Joyo terispirasi, kelak kalau pembukaan hutan ini selesai akan diberi nama Kadipaten Pati-Pesantenan. Dalam perkembangannya Kadipaten Pati-Pesantenan menjadi makmur gemah ripah loh jinawi dibawah kepemimpinan Kembang Joyo.

Sumber: https://www.patikab.go.id/v2/id/sejarah-pati/

KONDISI GEOGRAFIS DAERAH

Batas Administrasi Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah bagian timur,

  • Sebelah utara      : dibatasi wilayah Kab.Jepara dan Laut Jawa
  • Sebelah barat      : dibatasi wilayah Kab.Kudus dan Kab.Jepara
  • Sebelah selatan   : dibatasi wilayah Kab.Grobogan dan Kab.Blora
  • Sebelah timur      : dibatasi wilayah Kab.Rembang dan Laut Jawa

LUAS WILAYAH

Kabupaten Pati terletak di pantai utara bagian timur, berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara dibagian barat, Laut Jawa di bagian utara, Kabupaten Rembang di bagian timur, dan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora di bagian selatan. Letak astronominya antara 110 dan 111 bujur timur dan 6 dan 7,00 lintang selatan. Luas wilayah Kabupaten Pati adalah 150.368 HaKabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten / kota di Jawa Tengah bagian timur, Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah 150.368 Ha yang terdiri dari 58.448 ha lahan sawah dan 91.920 ha lahan bukan sawah.

PEMBAGIAN ADMINISTRATIF

Kabupaten Pati terdapat 22 kecamatan adalah seabagi berikut:

  1. Kecamatan Batangan
  2. Kecamatan Cluwak
  3. Kecamatan Dukuhseti
  4. Kecamatan Gabus
  5. Kecamatan Gembong
  6. Kecamatan Gunungwungkal
  7. Kecamatan Jaken
  8. Kecamatan Jakenan
  9. Kecamatan Juwana
  10. Kecamatan Kayen
  11. Kecamatan Margorejo
  12. Kecamatan Margoyoso
  13. Kecamatan Pati
  14. Kecamatan Pengging Wangi
  15. Kecamatan Pucakwangi
  16. Kecamatan Sukolilo
  17. Kecamatan Tambakromo
  18. Kecamatan Tayu
  19. Kecamatan Tlogowungu
  20. Kecamatan Trangkil
  21. Kecamatan Wedarijaksa
  22. Kecamatan Winong

TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI

Wilayah Kabupaten Pati terletak pada ketinggian antara 0-1.000 m di atas permukaan air laut rata-rata dan terbagi atas relief daratan,yaitu:

  1. Lereng Gunung Muria, yang membentang sebelah barat bagian utara Laut Jawa dan meliputi Wilayah Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gunungwungkal, dan Kecamatan Cluwak.
  2. Dataran rendah membujur di tengah sampai utara Laut Jawa, meliputi sebagian Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Wedarijaksa, Juwana, Winong Gabus, Kayen bagian Utara, Sukolilo bagian Utara, dan Tambakromo bagian Utara.
  3. Pegunungan Kapur yang membujur di sebelah selatan meliputi sebagian kecil wilayah Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, dan Pucakwangi.

Dengan melihat peta topografi wilayah Kabupaten Pati, wilayah dengan ketinggian 0-100 m dpl merupaka wilayah yang terbesar yaitu meliputi wilayah seluas 100.769 Ha atau dapat dikatakan bahwa topografi wilayah Kabuaten Pati sebagian besar merupakan dataran rendah sehingga wilayah ini potensial untuk menjadi lahan pertanian.

Sumber: https://www.patikab.go.id/v2/id/kondisi-geografis/

KEPENDUDUDKAN

Kabupaten Pati memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.225.600 jiwa pada tahun 2014. Sedangkan pada tahun 2015 jumlah penduduk Kabupaten Pati sebesar 1.232.890 jiwa. Dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2014-2015 sebesar 0,12%. Untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 597.310 jiwa dan perempuan sebanyak 635.580 jiwa pada tahun 2015.

Sumber: BPS, Jawa Tengah Dalam Angka 2016

KETENAGAKERJAAN

Penduduk Kabupaten Pati yang bekerja sebanyak 617.299 jiwa dan memiliki jumlah pengangguran sebanyak 28.613 jiwa. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Kabupaten Pati sebesar Rp. 1.176.500,00 pada tahun 2015. Pada tahun 2016 UMK di Kabupaten Pati sebesar Rp. 1.310.000,00.

Sumber: BPS, Jawa Tengah Dalam Angka 2016

KEUNGGULAN KABUPATEN PATI

Prestasi Kabupaten Pati

  1. Peringkat pertama sebagai kota terbersih dalam penilaian Adipura Kencana  2014 kategori Kota Kecil
  2. Penghargaan Adipura Buana Tahun 2016 sebagai kota kecil terbersih di seluruh Indonesia

Potensi

a. Pertanian

Kabupaten Pati memiliki lahan pertanian sawah seluas 59.332 ha, lahan pertanian bukan sawah seluas 66.086 ha dan lahan bukan pertanian seluas 24.950 ha. Potensi produk pertanian di Kabupaten Pati selain padi yaitu ubi kayu, kacang tanah, kedelai dan jeruk pamelo. Pasar domestik menggunakan kacang tanah sebagai bahan baku utama antara lain adalah PT. Garudafood Putra Putri Jaya, PT. Dua Kelinci, dan beberapa perusahaan berskala kecil seperti CV. Mojo Agung, CV. Mustoko, CV. Makmur, CV. Sumber Wangi, CV. Mukti Jaya. Jeruk Pamelo merupakan komoditas unggulan hortikultura yang banyak dibudidayakan di wilayah Kecamatan Gembong khususnya di Desa Bageng, Plukaran, Klakahkasian, Sitiluhur serta beberapa wilayah desa sekitar dengan luas lahan budidaya kurang lebih mencapai 6.708 ha.

b. Perikanan

Jenis usaha produk sub sektor perikanan di Kabupaten Pati selain selain perikanan tangkap terdapat juga perikanan budidaya yang meliputi tambak dan kolam, serta perikanan umum yang meliputi waduk dan sungai dengan hasil yang terbanyak dari jenis usaha perikanan tangkap. Beberapa jenis produk lanjutan olahan ikan antara lain dalam bentuk tepung ikan, kerupuk, bakso, nugget, pindang, pengolahan ikan segar dan jenis olahan lainnya. Pemasaran produk-produk olahan ini meliputi wilayah lokal Kabupaten Pati, Rembang, Purwodadi, Demak, Blora, Wonogiri, Klaten, Solo, Semarang, Yogyakarta, Ponorogo, Madiun, Magetan, Surabaya, Tasikmalaya, Jakarta, Palembang, serta ekspor ke Jepang. Selain hasil perikanan, di Kabupaten Pati juga terdapat banyak usaha garam rakyat yang tersebar di beberapa wilayah pesisir timur antara lain di Kecamatan Juwana, Batangan, Wedarijaksa, Trangkil dan Margoyoso. Produksi garam dari Kabupaten Pati dipasarkan ke beberapa wilayah provinsi di Pulau Jawa (Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta), Sumatera (Palembang dan Lampung) serta Kalimantan. 

c. Perkebunan

Potensi Kabupaten Pati untuk sub sector perkebunan adalah penghasil kelapa kopyor dan kapuk randu. Buah kelapa kopyor yang merupakan produk perkebunan, banyak dibudidayakan di wilayah Pati Utara khususnya di Kecamatan Tayu, Cluwak, Margoyoso, Dukuhseti, Trangkil, Wedarijaksa, Tlogowungu, dan Gembong. Produktivitas buah kelapa kopyor masih jauh di bawah buah kelapa sayur. Produksi kelapa kopyor rata-rata per tahun sekitar 800.000 butir, semuanya habis terserap di pasaran. Sedangkan buah kelapa biasa produksi per tahun rata-rata mencapai >4.000.000 butir. Produk kapuk randu berupa kapuk odol selama ini banyak diserap oleh industri kasur rumahan yang berada di Desa Karaban Kecamatan Gabus sebagai sentra produksi kasur lantai dan kasur tempat tidur. Kebutuhan kapuk odol semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan produk kasur lokal baik oleh pasar lokal maupun pasar di luar Kabupaten Pati bahkan hingga Luar Pulau Jawa. Produksi kapuk odol di Kabupaten Pati hingga saat ini belum mampu memenuhi permintaan industri kasur di Desa Karaban, sehingga harus memenuhi kekurangan dari luar Kabupaten Pati.

d. Pertambangan

Jenis barang tambang yang terdapat di wilayah Kabupaten Pati meliputi bahan tambang besi, kalsit, fosfat, batu gamping, tras, sirtu (pasir dan batu) dan tanah liat.

Adapun potensi pengembangan kawasan peruntukan pertambangan adalah :

  • Tambang besi (0,35 ha) berlokasi di Kecamatan Dukuhseti dan Tayu;
  • Tambang fosfat (13,2 ha) di Kecamatan Sukolilo, Kayen dan Tambakromo;
  • Tambang kalsit (0,03 ha) di Kecamatan Kayen;
  • Tambang batu gamping (9.101 ha) di Kecamatan Sukolilo, Kayen dan Tambakromo;
  • Tambang tras (81.5 ha) di Kecamatan Tlogowungu dan Cluwak;
  • Tambang sirtu (334,3 ha) di Kecamatan Gunungwungkal, Cluwak, Tlogowungu, Tayu, Gembong dan Winong;
  • Tambang tanah liat (18.600 ha) di Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Pucakwangi, Jakenan dan Jaken.

e. Industri Manufaktur

Mengacu pada Perda Kabupaten Pati Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, pengembangan kawasan peruntukan industri di Kabupaten Pati adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan kawasan industri manufaktur besar dan menengah

  • Industri manufaktur meliputi Kecamatan : Margorejo (306 ha), Pati (200 ha); 
  • Industri manufaktur (berbasis perikanan) meliputi Kecamatan : Juwana (102 ha), Batangan (318 ha);
  • Industri agro dan pertambangan meliputi Kecamatan : Tayu (30 ha), Trangkil (24 ha), Margoyoso (53 ha), Tambakromo (300 ha), Kayen (48 ha), Sukolilo (117 ha).

b. Pengembangan industri kecil dan rumah tangga meliputi seluruh wilayah Kabupaten Pati. Sumber: http://bappeda.patikab.go.id/news-160- kondisi-dan- potensi-pati.html

OBJEK WISATA DI KABUPATEN PATI

Pantai Banyutowo

Pantai ini diberinama Pantai Banyutowo karena pantai tersebut terletak di Desa Banyutowo. Desa Tersebut dinamakan Banyutowo Karena dahulu desa tersebut kesulitan mendapatkan air tawar karena seluruh daerah air payau. Hanya ada sumur air manis dan kemudian daerah di mana sumur dijuluki banyutowo (banyu: air, Towo: hambar). Pantai dengan jarak tempuh dari Kota Pati sekitar 36 kilometer arah ke Tayu. Pemandangan pantai terlihat indah dan pengunjung juga dapat menikmati pemandangan perahu nelayan yang bersandar di tepi pantai. Pengunjung juga dimanjakan dengan adanya jeti (sandaran kapal) yang baru, sehingga nyaman dalam menikmati pemandangan laut maupun aktivitas nelayan usai melaut. Pengunjung yang ingin menyalurkan hobi mancing juga dipermudah dengan adanya keberadaan jeti, maupun jembatan panjang yang menjulur ke laut. Setiap tahun, tepatnya bulan besar diadakan upacara sedekah laut sebagai rasa syukur atas hasil tangkapan ikan yang diperoleh nelayan. Pantai Banyutowo terdapat beberapa fasilitas di antaranya adalah dermaga kapal wisata kapal nelayan mushola toilet dan tempat pelelangan ikan.

Air Terjun Granjengan Sewu

Air terjun ini memiliki ketinggian ± 75 m. Ini merupakan air terjun terindah yang ada di jawa Tengah dengan lebar mencapai 2 meter. Terletak pada ketinggian 600mdpl menjadikan tempat ini sejuk dan berhawa dingin di mana airnya tidak akan menyusut meskipun pada musim kemarau. Pada musim penghujan air terjun ini sangat deras dan lebar sehingga di juluki grenjengan seribu(sewu) . Membutuhkan Setidak-tidaknya 20 menit perjalanan kaki untuk mencapai hingga titik akhir air terjun . Air terjun ini terletak di desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal. Dengan jarak tempuh ± 47 Km dari Kota Pati tentu ini akan memakan waktu lebih dari 1 jam perjalanan jika melalui jalan raya Pati Tayu. Dari jalur utara dapat ditempuh dari arah Ngablak (Pasar Ngablak) kearah selatan sekitar 15 km. Kemudian dilanjutkan melewati desa Bancak-Jenon- Giling-Jaten dan Jrahi kemudian jika dari arah selatan atau Pati Kota maka pengunjung bisa langsung melalui kecamatan Gunungwungkal kota. Dari pertigaan Pakis (PG Pakis Baru) belok kiri lanjut jalan naik ke atas terus hingga sampai di Kota Gunungwungkal. Setiba di perempatan Pasar Gunungwungkal ambil arah kanan lurus ke utara kemudian ambil arah tujuan Bancak Ngablak. Sampai di Pertigaan Desa Bancak ke arah barat dilanjutkan ke desa Bancak kemudian Giling dan sampailah di desa Jrahi.

Juwana Water Fantasy

Juwana Water Fantasy atau dikenal dengan nama (JWF) adalah tempat wisata keluarga yang terdapat di Kabupaten Pati, JWF adalah tempat wisata keluarga dengan bertemakan air. Sedangkan bentuk bangunan JWF terinspirasi Tembok Benteng Eropa. JWF mudah di jangkau dari arah Jepara, Semarang maupun timur Rembang, Surabaya. Karena JWF terletak di depan jalan pantura yaitu Jl. Juwana - Rembang Km.8 Desa Bumimulyo (Mujil) Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Terdiri dari 37 wahana yang membuat tidak akan pernah bosan untuk terus datang. Dengan luas area 5 hektare, akan memanjankan pengunjung dengan permainan air dll. Terdapat juga lapangan futsal rumput sintetis yang kualitas istimewa. Biaya masuk cukup murah dengan wahana yang ditawarkan, tiket masuk plus semua wahana air dan tiket terusan. Pengunjung dimanjakan dengan kualitas istimewa wahana di sana.

Sendang tirta Marta Sani

Sendang tirta Marta Sani adalah tempat wisata di Kabupaten Pati. Sendang Tirta Marta Sani adalah tempat wisata yang menyajikan Kolam renang dan wisata spiritual jarak kurang lebih 4 Km dari Kota Pati. Fasilitas yang ada di sendang ini adalah Kolam renang, arena permainan anak, Paseban yaitu tempat mengheningkan diri mohon pada Sang Pencipta. Terdapat pula Padusan yang merupakan sumber air yang berasal dari sendang, konon menurut cerita, sumber air tersebut merupakan tempat air wudhu Sunan Kalijaga, tetapi "disisani" (bahasa Jawa) oleh pengawalnya. Pengawalnya kemudian disabda menjadi seekor bulus oleh Sunan Kalijaga serta kolam pemancingan ikan.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pati#Wisata_alam

PERIZINAN DAN PEMBIAYAAN

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) adalah badan yang bertugas mengurusi dalam hal perizinan yang menjadi kewenangan Pemkab Pati, misalnya izin pendirian retail minimarket serta jenis usaha lainnya. Berlokasi di alamat Jalan Tombronegoro Nomor 1 Pati Jawa Tengah.

Visi :
Terdepan Dalam Memberikan Pelayanan Prima Guna Menunjang Terwujudnya PATI BUMI MINA TANI.
Misi :

  • Mengusahakan pemenuhan kebutuhan pelayanan prima dibidang perizinan kepada masyarakat dengan sistem satu pintu.
  • Meningkatkan kualitas SDM dibidang perizinan
  • Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan Dinas Instansi terkait secara dinamis

Moto :
Kepuasan anda adalah tujuan pelayanan kami.
Bagan Prosedur Perizinan
Keterangan :

  1. Penyampaian Berkas.
  2. a. Permohonan lengkap dikoordinasikan dan dilaksanakan pemeriksaan oleh Tim Teknis
    b. Permohonan tidak lengkap dikembalikan.
  3. a. Atas dasar rapat koordinasi dan pemeriksaan lapangan, Tim Teknis memberi persetujuan untuk proses penerbitas izin.
    b. Atas dasar rapat koordinasi dan pemeriksaan lapangan, Tim Teknis menolak untuk menerbitkan izin dengan disertai alasan penolakan.
  4. a. Konsep keputusan izin dan atau piagam disampaikan kepada Kasi Perizinan guna dimohonkan tanda tangan kepala kantor.
    b. Petugas menerbitkan SKRD.
  5. a. Penandatanganan Keputusan Izin dan atau Piagam oleh Kepala Kantor.
    b. Pembayaran retribusi izin.
  6. Keputusan izin dan piagam dikembalikan kepada petugas lewat Kasi Perizinan.
  7. Penyampaian bukti pembayaran retribusi.
  8. Penyerahan Keputusan Izin dan atau Piagam kepada pemohon.


Alamat lengkap KPPT Kabupaten Pati: Jl Tombronegoro No 1 Pati, Jateng Kode pos: 59111
Telepon dan Fax: 0295-381196
Email: kppt@patikab.go.id
Website resmi: kppt.patikab.go.id
Sumber: http://kppt.patikab.go.id

PELUANG INVESTASI

Pengembangan Agrowisata Terpadu Di Kabupaten Pati

Memiliki potensi alam berupa waduk yang berada di pegunungan, perkebunan kopi, perkebunan murbei, persuteraan, taman bamboo, taman bunga, air terjun dan kultur masyarakat pegunungan. Kegiatan wisata selain mengundang pengunjung untuk beraktifitas sekaligus berekreasi juga memberikan efek tumbuhnya sektor perdagangan dan jasa pada masyarakat sekitar.

Project Scope

Potensi wisata yang perlu dikembangkan di kawasan terpadu tersebut yaitu penambahan beberapa sarana dan prasarana serta fasilitas-fasilitas seperti kolam renang, guest house, gedung pertemuan, lapangan tennis, wisata air serta fasilitas permainan anak-anak yang tentunya akan mendatangkan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Lokasi

Kawasan Agrowisata Regaloh, Gunungrowo Indah, dan Agrowisata Jollong terletak di 2 (dua) kecamatan, yaitu Kecamatan Tlogowungu dan Kecamatan Gembong di bagian barat laut wilayah Kabupaten Pati yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara. Jarak dari Kota Pati hanya sekitar 4 km untuk menuju ke wisata Regaloh sedangkan ke wisata Gunungrowo dan Kebun Kopi Jollong sejauh 18-20 km dari pusat kota. Tanah milik PTP Kebun kopi Jollong seluas 527,27 Ha, tanah milik KPH Regaloh seluas 4 Ha, dan tanah milik PU Pengairan Provinsi Jawa Tengah dibawah pengelolaan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati seluas 320 hektar.

Financial Aspect

Perkiraan nilai investasi: Rp 7.721.500.000

Investment Scheme

Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pati dengan skema BOT (Build, Operate, Transfer)

Contact Person

Harsono, SE., MM.
Head of Promotion and Cooperation Sub Division
Integrated Licensing Service Office of Pati Regency (Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu/KPPT Kabupaten Pati)
Jl. Tombronegoro No. 1 Pati
Telp/Fax: +62295 - 381196
Mobile: +628122835960
Email: kppt.kabpati@gmail.com / sonohar1960@gmail.com
http://kppt.patikab.go.id

sumber:http://bpmd.jatengprov.go.id/peluang-investasi/pengembangan- agrowisataterpadu-di-kabupaten-paati

Industri Pengalengan Ikan Dan Cold Storage Di Kabupaten Pati

Potensi perikanan di Kabupaten Pati cukup besar dimana beberapa wilayah diantaranya Kecamatan Juwana, Kecamatan Batangan, Kecamatan Dukuhseti dan Kecamatan Tayu merupakan wilayah berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Di wilayah ini banyak terdapat unit usaha bidang perikanan baik laut maupun tambak. Hasil produksi perikanan laut yang dihasilkan sebesar 47.576 ton pada tahun 2012. sedangkan untuk hasil produksi perikanan tambak sebesar 1.219 ton. Sistem pengolahan ikan masih dilakukan dengan cara tradional.

Project Scope

Pembangunan cold storage yang diintegrasikan dengan industri pengalengan ikan

Location

Kecamatan Juwana, Kecamatan Batangan, Kecamatan Dukuhseti dan Kecamatan Tayu

Financial Aspect

Perkiraan nilai investasi: Rp 11.694.626.000
NPV: Rp 72.134.000
IRR: 19 %
Payback Period: 4 tahun 4 bulan

Contact Person

Harsono, SE., MM.
Head of Promotion and Cooperation Sub Division
Integrated Licensing Service Office of Pati Regency (Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu/KPPT Kabupaten Pati)
Jl. Tombronegoro No. 1 Pati
Telp/Fax: +62295 - 381196
Mobile: +628122835960
Email: kppt.kabpati@gmail.com / sonohar1960@gmail.com
http://kppt.patikab.go.id


sumber: http://bpmd.jatengprov.go.id/peluang-investasi/industri-pengalengan-ikan-dancold-storage-di-kabupaten-pati

Letak Geografis