Perayaan Waisak Di Candi Borobudur
Setiap tahun, perayaan Waisak di Candi Borobudur selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia. Antusiasme tersebut dikarenakan perayaan Waisak mempunyai rentetan acara yang unik, menarik, dan tentunya sakral. Apalagi dengan diadakannya penerbangan jutaan lampion di area zona dua Candi Borobudur. Hal ini menjadi sebuah magnet yang luar biasa bagi banyak kalangan penikmat wisata, fotografer, hingga wisatawan asing.
Perayaan Waisak dari tahun ke tahun mempunyai alur acara yang sama, tetapi teknis acara selalu disempurnakan setiap tahunnya. Penyempurnaan ini dikaitkan dengan semakin banyaknya umat dan wisatawan yang ingin mengikuti prosesi, sehingga seringkali wisatawan (pada khususnya) mengganggu aktivitas ibadah yang dilakukan.
Kekacauan pernah terjadi sekitar tahun 2013. Hal ini seharusnya membuat malu para wisatawan yang peduli terhadap keberlanjutan wisata yang baik dan ramah akan budaya masyarakat. Untuk menanggulangi peristiwa yang sama terulang kembali, maka Walubi, sebuah organisasi keagamaan Budha sekaligus panitia pelaksana, dan tentunya pihak terkait lainnya, menyempurnakan setiap detail acara. Hal tersebut dilakukan agar kebutuhan semua pihak bisa terakomodir dan tidak terjadi gesekan, baik umat yang ingin khusyuk dalam ibadah dan wisatawan yang ingin memuaskan hasratnya melihat peristiwa tahunan ini.
1.Acara Doa di Candi Mendut
Perayaan Waisak dimulai dari acara ibadah dan doa yang akan dilakukan di Candi Mendut. Wisatawan bisa melihat acara ini saat siang hari sebelum diadakannya karnaval.
Bagi wisatawan, Anda bisa mengunjungi acara ini dan disinilah Anda bisa membeli lampion untuk diterbangkan pada malam harinya. Anda tidak perlu berebut atau ribut tentunya untuk membeli lampion karena para petugas akan siap melayani Anda.
2.Perjalanan menuju Borobudur
Perayaan selanjutnya adalah perjalanan menuju Borobudur. Setelah upacara doa di Candi Mendut, para Biksu dan umat akan berjalan kaki menuju Borobudur.
Pelaksanaan Waisak di Pelataran Candi Borobudur adalah puncak ibadah Umat Budha. Di seputaran Borobudur inilah berbagai acara dilakukan mulai pembukaan hingga khotbah dan pradaksina atau mengelilingi Candi. Semua terangkum hingga acara pelepasan Lampion.
Di pelataran candi sudah ada panggung, semua orang dipersilakan duduk. Karpet digelar. Acara seremonial dimulai, dengan aneka ceramah, hingga mendekati detik-detik Waisak. Detik-detik Waisak rupanya diisi dengan meditasi. Ribuan orang mendadak hening saat seorang biksu memimpin meditasi. Khusyuk dan syahdu, dengan bulan terang meskipun sebelumnya sempat tertutup awan.
Berbagai aliran bergiliran membaca doa, sementara semua umat duduk rapi dan ikut berdoa dan mengamini. Dimulai dari Mahayana, Tridarma, Theravada, Tantrayana, Kasogatan dan lainnya semuanya diberi waktu masing-masing lima menit.
Acara lainnya adalah pelepasan lampion. Suasananya sungguh mistis dan syahdu. Kabut turun menyelimuti Borobudur saat lampion pertama dilepaskan oleh biksu. Udara semakin dingin. Doa bergema berulang-ulang mengiringi lampion yang terbang satu per satu.
Sebait doa yang diucapkan tanpa henti itu berarti, kami berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha. Sebelum lampion dilepaskan, berbagai harapan dituliskan di setiap lampion. Seperti ajaran Buddha, bahwa kebahagiaan tertinggi yang menjadi tujuan kehidupan adalah nibbana, yaitu saat manusia perlahan mencapai kesadarannya dan terbebas dari keinginan dan hawa nafsu. Padam.
Acara pelepasan lampion inilah yang paling ditunggu-tunggu para wisatawan. Jika Anda sungguh-sungguh ingin mengikuti seluruh rangkaian acara, sebaiknya Anda mengikuti dari proses arak-arakkan. Dari proses arak-arakkan, Anda bisa langsung masuk ke lingkungan Candi hingga akhir acara, tetapi tentunya dengan syarat yaitu menjaga ketertiban dan ketenangan selama acara.
Sumber :