![](/assets/images/bg-diamond.png)
![](/assets/images/bg-diamond.png)
Klenteng Sam Poo Kong
Klenteng Sam Poo Kong Semarang disebut juga Gedong Batu merupakan sebuah kuil Tionghoa yang terletak di daerah Simongan beralamat di Jl. Simongan Raya 129, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Menurut sejarah konon tempat ini dulunya adalah tempat persinggahan Laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah asal Tiongkok yang beragama Islam.
Berada di area klenteng ini membawa kita seakan berada di suatu tempat di negeri Cina, area yang berluas sekitar 1.020 meter persegi dan di dominasi warna merah megah serta aroma dupa hio menambah dalam kesan tersebut. Area ini terbagi menjadi dua, yaitu area plasa dan bangunan klenteng. Di area plasa terdapat sebuah patung raksasa Laksaman Cheng Ho yang setinggi 10,7 meter, patung ini terbuat dari bahan dasar perunggu ini langsung dibuat dari Tiongkok dan tercatat sebagai patung tertinggi se-Asia Tenggara. Di sebelah utara terdapat deretan patung-patung dewa dari mitologi Cina yang berdiri gagah dan di sebelah selatan berdiri megah sebuah bangunan gerbang raksasa berwarna merah menyala menambah kesan serasa di negeri Cina.
Di kompleks klenteng ini terdapat 4 klenteng yang bernama Klenteng Dewi Laut, Dewa Bumi, Kyai Juru Mudi, dan Klenteng Sam Poo Kong. Sedangkan di bagian bawah terdapat petilasan Kyai Jangkar, Kyai Tumpeng, dan Kyai Tjundrik Bumi. Di belakang Klenteng besar yang dihiasi oleh pilar yang berukiran naga dan tatanan lampion merah yang rapi terdapat Gua Gedung Batu yang memiliki satu pintu denga ukiran naga diatasnya. Disebelah kanan dan kiri terdapat relief yang menceritakan perjalanan Laksamana Cheng Ho.
Didalam Gua Gedung Batu terdapat mata air yang tidak pernah kering walaupun pada saat musim kemarau. Tidak semua pengunjung bisa masuk ke area klenteng ini, tetapi bagi yang akan memanjatkan doa bisa masuk dengan syarat yang berlaku. Di dalam klenteng para pengunjung bisa juga menemui seorang Biokong untuk membaca peruntungan dengan proses Ciamsi. Di area ini pengunjung juga bisa bernasis ria dengan menggunakan kostum ala gadis Cina ataupun kostum dari Laksamana Cheng Ho. Klenteng ini sudah memliki berbagai fasilitas sebagai tempat beribadah dan sebagai tempat wisata, mempunyai area parkir yang luas, penjual makanan sampai dengan toilet.
Gedung Batu bukan sekedar tempat beribadah bagi penganut Tri Darma. Klentheng ini juga menyimpan banyak sejarah yang tidak sedikit mempengaruhi kebudayaan kerukunan antar umat di Semarang. Lambat laun klenteng ini menjadi tempat wisata bagi siapa saja dan apapun kepercayaannya.
Sedikit sejarah tentang Klentheng Sam Poo Kong, bermula dari seorang Jendral yang bernama Laksamana Cheng Ho berasal dari Tiongkok dalam berlayar mengarungi laut Jawa. Laksamana Cheng Ho berlayar mengarungi samudera dengan misi membawa kedamaian kepada kerajaan-kerajaan yang disingahinya. Saat tiba di nusantara seorang awak kapal mendadak sakit keras, laksamana memutuskan untuk bersandar dan mengobati awak kapalnya di suatu daerah yang bernama Simongan. Disitu laksamana menemukan sebuah gua dan memutuskan untuk istirahat di gua tersebut sembari menggunakan gua tersebut untuk tempat bersembahyang. Dan Laksamana Cheng Ho melanjutkan perjalanan kembali ke Tiongkok. Awak kapal yang ditinggalkan di Simongan akhirnya menikahi wanita lokal dan memilih hidup dengan cara bercocok tanam ataupun berdagang. Kemudian awak kapal tersebut membangun sebuah patung Laksamana Cheng Ho didalam gua guna menghormati Laksamana Cheng Ho. Sepeninggal dari para awak kapal Laksama Cheng Ho, masyarakat etnis Cina mendirikan sebuah klentheng sederhana yang diberi nama Klentheng Sam Poo Kong.
Pada Saat abad ke 18 daerah Simongan dikuasai oleh seorang tuan tanah dan menetapkan tarif pajak bagi yang akan beribadah di Klenteng tersebut. Penetapan pajak ini baru berakhir pada tahun 1879 saat Raja Gula Oei Tiong Ham membeli hak atas tanah ini. Klenteng Sam Poo Kong pun kembali dikunjungi warga dan terus berbenah diri serta bersolek menjadi cantik seperti sekarang.
Akomodasi
Klenteng Sam Poo Kong adalah sekitar 3 kilometer dari Simpang Lima, Kota Semarang dan 2 kilometer dari Tugu Muda atau Lawang Sewu. Lokasi dapat ditempuh dengan angkutan umum dari pusat kota sekitar 20 menit dan sampai ke persimpangan Kali Garang. Berikutnya, Anda dapat berjalan sekitar 5 menit ke lokasi karena tidak ada angkutan umum yang lewat hingga lokasi.
Harga tiket masuk ke Kelenteng Sam Poo Kong
Bagi yang menginginkan penginapan, penginapan bisa anda cari disekitar area Klenteng Sam Poo Kong. Untuk memasuki kawasan wisata sejarah klenteng sam poo kong semarang ini anda akan di kenai uang sebesar Rp. 3.000,-/org (Untuk Wisatawan Lokal) namun jika anda bersama teman / wisatawan Asing maka teman anda akan di kenai harga tiket sebesar Rp. 15.000,-/org (Wisatawan Asing). Untuk parkir motor sebesar Rp. 1.000,-/mtr , parkir kendaraan mobil sebesar Rp. 2.000,-/mbl dan Bus pariwisata sebesar Rp. 3.000,-/bus.
Sumber: http://www.paketwisatajawa.com/klenteng-sam-poo-kong-semarang/