![](/assets/images/bg-diamond.png)
![](/assets/images/bg-diamond.png)
Kawah Sikidang
Salah satu obyek wisata di Dieng yang banyak diminati oleh para wisatawan adalah Kawah Sikidang. Bersama dengan Candi Arjuna dan Telaga warna, Kawah Sikidang Wonosobo ini menjadi Destinasi wisata unggulan di Dieng Plateau. Kawah Sikidang merupakan cekungan berisi kawah yang timbul karena aktivitas Gunung Berapi di Dataran TInggi Dieng. Lokasi dari kawah Sikidang ini berada di tanah yang lumayan datar, sehingga pengunjung dapat dengan jelas melihat gumpalan asap yang keluar dari Kawah Sikidang ini. Hal ini lah yang kemudian menarik perhatian dari para pengunjung karena dapat melihat secara langsung fenomena aneh yang tidak mungkin dapat disaksikan di daerah lain.
Namun perlu diingat bahwa seperti pada kawah-kawah yang lain, Kawah Sikidang ini mengandung kandungan belerang yang tinggi sehingga gah yang keluar juga mengandung belerang sehingga sangat beracun dan dapat berbahaya bagi kesehatan. Untuk tujuan keamanan bagi pengunjung di sekitar kawah Sikidang sudah dibangun pagar yang terbuat dari kayu, yang fungsinya sebagai pembatas agar tidak ada pengunjung yang tercebur dalam kawah atau terkena dampak dari gas beracun Kawah Sikidang. Sebagai tindakan pencegahan sebaiknya anda tidak berada melewati batas pagar kayu serta selalu gunakan masker pelindung hidung yang banyak dijual di sekitar parkiran Kawasan Wisata Kawah Sikidang Dieng
Seperti telah disinggung diatas bahwa keistimewaah kawah sikidang adalah lokasinya yag terletak di sebuah tanah yang datar sehingga pengunjung dapat melihat dengan jelas adanya letupan di permukaan kawah serta adanya gas yang meuncul dari Kawah Sikidang ini.
Biasanya kawah dari sebuah gunung terletak di puncak gunung sehingga menyulitkan dalam mencapainya. itu pun kadang kawah yang ada terletak jauh di kedalaman kubah sehingga tidak mudah untuk melihatnya.
Di Kawasan Kawah Sikidang Wonosobo ini sebenarnya tidak hanya terdapat satu kawah saja. Kawah SIkidang adalah kawah yang paling jelas terlihat di kawasan itu. Di sekitarnya terdapat beberapa kawah yang bentuknya hanya kecil serta terdapat beberapa kawah yang sudah mati. kawah kawah yang kecil ini selalu berpindah pindah seperti kidang (kijang). Makanya Kawah ini dinamakan warga sekitar dengan Kawah Sikidang. Namun ada juga versi lain yang menceritakan tentang asal usul Kawah Sikidang yaitu Legenda Kawah Sikidang yang kemudian berhubungan dengan kondisi anak-anak di Dieng yang sering terdapat anak yang memiliki rambut gimbal.
Di sekitar Kawah Sikidang juga terdapat dua kawah lainnya yang juga dijadikan sebagai tempat wisata. Temmpat wisata berupa kawah yang terletak di sekitar kawah Sikidang adalah kawah Sileri dan kawah Candradimuka. Kawah Sikidang Dieng terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, walaupun masih banyak yang mengatakan letaknya di Wonosobo.
Untuk mencapainya juga sangat mudah karena letaknya dekat dengan Kompleks Candi Arjuna dan Candi Bima.
Untuk memasuki kawasan wisata Kawah Sikidang Dieng Anda dikenai harga tiket masuk yang merupakan tiket terusan dari obyek wisata Kompleks Candi Arjuna dan Candi Bima sebesar Rp10.000,-. Ini artinya sebelum ke Kawah Sikidang Anda juga bisa menikmati obyek wisata candi dengan satu tiket terusan. Harga yang murah untuk tiga obyek wisata sekaligus.
Seperti kawah-kawah lainnya, Kawah Sikidang juga tinggi akan kandungan sulfur atau belerang serta zat beracun lainnya. Oleh sebab itu bau gas yang keluar sangat menyengat dan beracun. Untuk itu itu, jika berwisata ke Kawah Sikidang, Anda disarankan untuk memakai masker atau penutup mulut lainnya agar tidak keracunan gas. Anda juga harus mematuhi ramburambu yang tertera di dekat kawah yang melarang pengunjung untuk menyalakan api atau membuang puntung rokok ke dalam kawah. Api yang mengenai zat-zat dari gunung berapi bisa memicu ledakan dan kebakaran.
Tanah di sekitar kawahpun ikut memutih karena kandungan sulfurnya. Itulah kenapa saat berada di kawasan Kawah Sikidang yang Anda lihat hanya tanah tandus berwarna keputihan karena pepohonan mati akibat aktivitas kawah.
Terdapat lubang-lubang bekas kolam kawah di berbagai titik. Tanah di sekitar kawah juga sangat rapuh, jika tidak hati-hati tanahnya bisa ambrol dan Anda bisa tercebur ke kolam kawah yang sedang mendidih. Untuk tujuan keamanan, pengelola obyek wisata ini telah memasang pagar pembatas dari bambu untuk menjaga jarak aman dari kolah kawah agar tidak terlalu terpapar gas beracun dan tercebur ke kawah.
Berwisata ke Kawah Sikidang akan menjadi pengalaman yang luar biasa karena Anda bisa melihat langsung dengan jelas aktivitas vulkanik gunung berapi di kolam kawah tanpa harus mendaki gunung. Warna tanah yang memutih dan aktivitas kawah yang fenomenal dan unik sering dijadikan obyek foto oleh pengunjung. Mengambil gambar kawah dengan lumpur panas yang meletup-letup dan kepulan asap putih atau menjadikannya latar belakang foto Anda pasti menarik sekali. Wisata Anda akan lebih bervariasi dan obyek foto Anda tidak melulu lanskap pemandangan alam yang hijau.
Fasilitas umum untuk para pengunjung baik area parkir mobil, toilet umum, kios-kios pedagang, guide lokal, mushola, gardu pandang, rental motor trail, jasa foto langsung jadi, penjual batu belerang, jasa rebus telur, dan beragam pilihan untuk berwisata ke kawah sikidang dieng.
Telor Rebus Kawah Sikidang
Keberadaan Kawah Sikidang dengan segala keunikannya membawa berkah bagi masyarakat sekitar. Semakin ramainya pengunjung semakin banyak lapangan kerja yang muncul. Penduduk sekitar bisa berjualan makanan dan minuman untuk wisatawan. Biasanya penduduk menjual makanan khas Dieng atau berbahan dasar hasil pertanian utama Dieng, yaitu kentang.
Dan yang paling dicari pengunjung adalah Telor Rebus Kawah Sikidang. Masyarakat sekitar menjual telur mentah untuk kemudian direbus di sebuah kawah kecil yang airnya mendidih. Anda bisa langsung merebus sendiri telur di kawah kecil tersebut, dalam 5 menit akan langsung matang. Selain makanan, ada juga masyarakat yang menjual bongkahan-bongkahan belerang yang padat sebagai suvenir.
Di sekitar kawah juga ada fotografer yang bisa Anda sewa untuk pengambilan foto wisata Anda. Tidak hanya itu, di sekitar Kawah Sikidang ada penduduk yang menyewakan burung hantu untuk berfoto bersama Anda. Burung hantu jinak yang disewakan akan membuat foto Anda di Kawah Sikidang terkesan mistis.
Jika Anda berwisata ke Kawah Sikidang, Anda akan melihat ada yang unik dengan penduduk sekitar kawah. Anda akan melihat anak-anak asli Dieng yang berambut gembel/gimbal. Keberadaan anak-anak gimbal ini berkaitan dengan legenda Kawah Sikidang. Pada saat Dieng Culture Festival anak-anak ini akan mengikuti ritual pemotongan rambut dan ruwatan. Unik sekali bukan.
Karena letak kawah utama yang berpindah-pindah inilah kawasan ini diberi nama “sikidang”, yang berasal dari “kidang” (kijang). Kawah utama yang berpindah-pindah disamakan dengan sifat kijang yang senang melompat ke sana-ke mari. Selain itu, ada sebuah legenda mengenai kawah ini. Pada masa lalu, di sekitar kawasan ini, hiduplah seorang gadis cantik yang bernama Shinta Dewi. Kecantikan Shinta Dewi tersebar ke penjuru daerah sehingga banyak pemuda yang ingin meminangnya. Sayang, tidak ada yang berhasil meminang Shinta Dewi karena gadis cantik tersebut meminta mas kawin dalam jumlah besar.
Kecantikan Shinta Dewi pun terdengar oleh Kidang Garungan, seorang pangeran kaya raya.
Tapi, walau kaya raya, sesuai namanya, ada yang tidak biasa pada pangeran ini. Kidang Garungan memiliki tubuh manusia tapi kepalanya merupakan kepala kijang – karenanya diberi nama “kidang”. Pangeran Kidang pun mengutus pengawal untuk menyampaikan lamarannya kepada Shinta Dewi dengan iming-iming mas kawin yang sangat banyak. Mendengar mas kawin yang ditawarkan oleh pengawal yang datang menemuinya, Shinta Dewi menerima lamaran Pangerang Kidang. Dalam benaknya, seorang pangeran yang kaya pastilah juga berwajah tampan.
Namun, alangkah terkejutnya Shinta Dewi ketika melihat perwujudan Pangeran Kidang. Shinta Dewi pun menjadi bingung karena dia telah mengiyakan lamaran dari sang pangeran. Gadis ini pun mencari akal untuk membatalkan lamaran.
Shinta Dewi lalu memohon kepada Pangeran Kidang agar dibuatkan sebuah sumur yang besar karena masyarakat sekitar sangat kesulitan mendapatkan air. Sumur tersebut harus dibuat sendiri oleh sang pangeran dalam satu hari. Pangeran pun menyanggupi. Dengan giat, Pangeran Kidang menggali tanah menggunakan tangan dan terkadang tanduknya. Melihat itu, Shinta Dewi kembali khawatir kalau-kalau sang pangeran berhasil menyelesaikan permintaannya. Karena kalut, Shinta Dewi lalu meminta masyarakat menimbun sumur yang sedang digali sang pangeran selagi sang pangeran masih berada di dasar sumur.
Karena banyaknya orang yang menimbun sumur itu, Pangeran Kidang akhirnya terkubur hiduphidup di sumur yang digalinya sendiri. Amarah sang pangeran tak tertahan. Amarah itulah yang kemudian membentuk Kawah Sikidang.
Sumber: