![](/assets/images/bg-diamond.png)
![](/assets/images/bg-diamond.png)
Gunung Slamet
Bagi para pencinta alam, Gunung Slamet pastinya sudah bukan menjadi nama yang asing lagi di telinga. Pasalnya, Gunung Slamet menjadi salah satu destinasi pendakian yang cukup populer di Pulau Jawa.
Berdiri gagah melintasi lima kabupaten yaitu Banyumas, Brebes, Purbalingga, Tegal, dan Pemalang, Gunung Slamet mempunyai pesona yang dapat menghipnotis para pendaki dengan keindahan alamnya.
Walau termasuk gunung berapi aktif, namun hal ini tidak cukup menyurutkan popularitas Gunung Slamet sebagai pilihan wisata menarik di Jawa Tengah. Penasaran ingin menaklukkan gunung ini? Yuk, simak dulu fakta menarik mengenai Gunung Slamet berikut ini!
1. Asal usul nama Gunung Slamet
Asal usul penamaan Gunung Slamet bisa jadi mudah ditebak banyak orang. Pasalnya, nama Gunung Slamet diambil dari istilah bahasa Jawa yakni “Slamet” yang mempunyai arti keselamatan atau aman.
Nah, penamaan ini juga tentunya tidak lepas dari kepercayaan dan mitos yang melatarbelakanginya. Bagi beberapa orang yang memercayainya, Gunung Slamet merupakan gunung yang bisa mengundang bencana besar jika mengalami letusan.
Salah satu mitos yang dipercaya adalah letusan Gunung Slamet dapat membelah Pulau Jawa menjadi dua bagian sebab letaknya yang berada di tengah Pulau Jawa. Oleh karena itu, nama Gunung Slamet mempunyai harapan sebagai perlindungan untuk memberikan keselamatan bagi masyarakat di sekitar sehingga terhindar dari bencana.
2. Gunung tertinggi di Jawa Tengah
Gunung Slamet termasuk ke dalam salah satu gunung tertinggi yang ada di Pulau Jawa. Mempunyai ketinggian mencapai 3.432 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Slamet hanya kalah dari Gunung Semeru (3.676 mdpl) sebagai gunung paling tinggi di Pulau Jawa.
Dengan ketinggiannya, Gunung Slamet juga mempunyai suhu paling dingin di antara beberapa gunung lainnya di Pulau Jawa yang mencapai 10 derajat celcius. Selain ketinggian, suhu dingin Gunung Slamet juga dipengaruhi oleh curah hujan tinggi tiap tahunnya yang mencapai 8.134 milimeter.
Pemandangan dari puncak Gunung Slamet pun sangat memanjakan mata. Tak hanya lautan awan, pendaki juga bisa menikmati pemandangan hijau pegunungan hingga lembah di sekitar Gunung Slamet.
3. Menjadi habitat flora dan fauna
Pesona keindahan Gunung Slamet tidak hanya terletak pada pemandangannya saja. Lebih dari itu, Gunung Slamet juga menjadi habitat bagi sejumlah flora dan fauna di kawasan hutannya dengan luas sekitar 31.200 hektar.
Dengan kawasannya yang begitu luas, hutan Gunung Slamet dibagi ke dalam empat bagian yaitu Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, dan Hutan Gunung atau Ericaceous.
Adapun beberapa jenis flora dan fauna yang dapat ditemukan di kawasan hutan Gunung Slamet antara lain elang jawa, monyet ekor panjang, edelweis, hingga anggrek hitam.
4. Gunung favorit pendakian
Bagi kamu yang senang mendaki gunung pastinya kurang lengkap kalau belum menaklukkan Gunung Slamet. Terlebih, popularitas pendakian Gunung Slamet sudah terkenal hingga mancanegara.
Namun begitu, pendakian Gunung Slamet termasuk salah satu yang tidak ramah pemula. Jalur pendakian yang panjang, cuaca tak menentu, hingga sulitnya akses air bersih menjadi tantangan yang harus siap dihadapi pendaki pada tiap jalurnya.
Tertarik untuk mendaki Gunung Slamet? Nah, kamu bisa mulai melakukan pendakian melalui beberapa pilihan jalur. Adapun beberapa jalur pendakian Gunung Slamet paling populer antara lain Bambangan di Purbalingga, Baturraden di Banyumas, Guci di Tegal, atau Dhipajaya, Gambuhan, Jurangmangu dan Gunungsari di Pemalang
Sumber: https://eventdaerah.kemenparekraf.go.id/cerita-ken/cerita/fakta-menarik-gunung-slamet