Bukit Sikunir

Terletak pada ketinggian 2.263 mdpl, disebut sebut Sikunir menjadi surganya para pencari sunrise. Indonesia patut berbangga atas alam Sikunir yang menakjubkan, keindahannya mampu membius berjuta mata dengan cahaya golden sunrisenya. Sikunir berada di Desa Sembungan, desa tertinggi di Pulau Jawa. Jika Anda datang dari arah Wonosobo, begitu tiba di pertigaan Dieng, ambil arah kiri (arah ke Telaga Warna). Lurus terus mengikuti jalan utama menuju ke Desa Sembungan.

Tiba di Desa Sembungan, wisatawan dikenakan tiket masuk kawasan Desa Wisata sebesar Rp. 10.000,-/orang. Masuk mengikuti jalan desa tersebut. Hati-hati, kondisi jalan cukup sempit, bahkan saat keluar dari area pemukiman, kondisi jalan akan lebih sempit lagi, hanya bisa dilalui satu mobil saja. Jalan terus hingga ke area parkir basecamp Sikunir yang berada di tepi Telaga Cebong. Wisatawan tak perlu khawatir, karena Pokdarwis setempat telah terlatih mengatur arus kendaraan menuju ke basecamp. Dengan demikian tidak ada kesulitan berarti bagi wisatawan yang akan menuju Sikunir.

Untuk jenis kendaraan yang bisa masuk paling besar adalah micro bus berkapasitas 17 seats.

Sehingga wisatawan yang menggunakan medium bus berkapasitas 30 seats ke atas tidak bisa menjangkau area basecamp. Bus bisa diparkir di sekitar Gerbang Desa Sembungan, kurang lebih berjarak 800 meter menuju basecamp. Tiba di basecamp, kini saatnya Anda berjalan kaki menyusuri jalan setapak menuju ke puncak Bukit Sikunir. Memang, untuk menjangkau puncak hanya menempuh perjalanan sejauh 800 meter. Anda tak perlu khawatir, jika tidak mampu menjangkau ke puncak, bisa berhenti di Pos 1 dekat musholla, dan menyaksikan sunrise dari Pos 1. Jarak dari basecamp hingga ke Pos 1 kurang lebih 450 meter.

Jalur yang dilalui berupa jalan setapak, menanjak, dengan struktur tangga batu hingga ke Pos 1. Sedangkan dari Pos 1 sampai ke puncak, kondisi jalan masih berupa tanah, dan melewati jalur ekstrim yang sangat menanjak sekitar 15 meter. Bagi kalangan penggemar adventur, tentu jalur tersebut tergolong sangat ringan. kelelahan dan perjuangan Anda akan terbayar begitu tiba di puncak Sikunir. Pemandangan Sunrise yang diklaim oleh banyak wisatawan dari berbagai penjuru sebagai sunrise terbaik di Indonesia.

Di puncak bukit ini pengunujung bisa menikmati 5 puncak gunung di Jawa Tengah, yaitu Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, dan Gunung Ungaran. Dari arah tenggara terlihat kokohnya gunung merapi dan merbabu. Sedangkan di sebelah kiri bukit nampak “gunung kembar” yakni gunung Sindoro dan Sumbing. Dari ketinggian terlihat pula keindahan panorama danau cebong setelah matahari keluar dengan utuh. Hijaunya perkebunan menambah cantiknya pemandangan dari bukit sikunir.

Bukit sikunir yang masih menjadi magnet wisata alam dataran tinggi dieng selain sebagai tempat melihat sunrise juga sering di gunakan kalangan pendaki untuk berkemah (sikunir camp) namun seiring banyaknya wisatawan yang mendaki di pagi hari ke puncak utama bukit sikunir bagi kalangan pecinta ketinggian sekarang hanya di perbolehkan mendirikan tenda dome untuk camping di sepanjang pinggiran telaga  cebong sembungan wonosobo.

Pemandangan untuk kegiatan camping  juga tidak kalah menarik ketika camping di puncak bukit sikunir, di sini kita masih dapat menyaksikan landskape pegunungan sekitar bukit sikunir, dan eksotisme desa di pinggir telaga serta beragam aktifitas penduduk lokal yang lalu lalang di areal pertanian.  Fasilitas umum di area wisata bukit sikunir seperti toilet umum, area parkir kendaraan, dan para pedagang di sepanjang jalur pendakian ke bukit sikunir.

Sejarah

Asal usul atau legenda sikunir dari bukit tersebut di ambil dari kata Kunyit atau Kunir ( Sejenis Tanaman Rempah ). Dikarenakan ketika pantulan sinar matahari yang muncul di atas bukit membuat tempat di sekitarnya berubah seperti warna kunir ( kuning ). Spontanitas Penduduk lokal pun menyebutnya Bukit Sikunir Dieng nama bukit tersebut bagi masyarakat desa sembungan sudah di berikan sejak dahulu. Dan desa sembungan juga di sebut-sebut sebagai salah satu desa tertinggi di jawa tengah namun dari sisi sejarah desa tersebut juga di perkirakan sebagai area transit para peziarah umat hindu kuno sebelum menuju dataran tinggi dieng.

Dari peninggalan yang masih dapat di saksikan seperti situs ondo budo atau tangga berundak yang menghubungkan daerah bawah dan dataran tinggi dieng hal tersebut juga masih menjadi sebuah misteri dengan keberadaannya dan tentunya dengan mitos di masyarakat lokal itu sendiri.

Sumber: